Jumat, 15 Februari 2008

Puisi- Puisi Gus Mus


FRAGMEN9 September 2006 01:33:53
A. Mustofa Bisri:
بسم الله الرحمن الرحيم

YA ALLAH

Semoga tidak hanya mulut hamba
Hati hamba pun menyatakan Hanya Engkau Tuhan
Tuhan hamba

YA RAHMAAN YA RAHIIM

Demi kasih sayang ibu
yang menahan kantuk sepanjang malam
agar puteranya tetap lelap nyaman
dalam hangat pelukan dan merdu kidungnya,
limpahkanlah kasihsayangMu
wahai Sang Mahakasihsayang

Demi induk kuda yang hati-hati
meletakkan kaki-kakinya
agar tak menginjak anak-anaknya,
limpahkanlah kasihsayangMu
wahai Sang Mahakasihsayang
Demi burung yang tak tega
mendengar cicit piyik-piyiknya
dan segera melolohnya,
limpahkanlah kasihsayangMu
wahai Sang Mahakasihsayang
Demi para pengasih yang mengeluskan perhatian
pada bocah-bocah yatim yang papa,
limpahkanlah kasihsayangMu
wahai Sang Mahakasihsayang
Demi kerelaan kekasih mengorbankan segala,
limpahkanlah kasihsayangMu
wahai Sang Mahakasihsayang

Wahai Sang Mahakasihsayang
yang membagi satu perseratus kasihsayangNya
kepada hamba-hambaNya yang pengasih dan penyayang,
pancarkanlah cahaya kasihsayang Mu
di hati para pembenci dan pendengki
di hati raja tega yang tak berperasaan
Janganlah Engkau siksa mereka dengan kegelapan kebencian
luapan kedengkian dan kematian ruhani

YA MAALIKU YA QUDDUUS

Wahai Sang Mahapenguasa
Yang memberi kekuasaan
kepada siapa pun yang Engkau suka
Yang memberi kekuasaan kepada
nabi Yusuf, nabi Sulaiman, Iskandar yang agung
hingga Umar Ibn Abdul Aziz dan Sultan Agung
Yang memberi kekuasaan kepada
Namrud, Firaun, Nero si kaisar Roma
hingga Hitler dan Bush si raja Amerika
Wahai Sang Mahasuci
yang telah mensucikan hati nabi Ibrahim dan nabi Musa
hingga nabi Isa dan nabi Muhammad al-musthafa,
berikanlah kekuasaan kepada kami
atas diri-diri kami
dan sucikanlah hati kami
dari daki-daki kesombongan, kedengkian, dan keserakahan
dan dari kesewenang-wenangan jabatan dan kepentingan.

YA SALAAMU YA MU’MIN

Kedamaian dan ketentraman purnama
dalam langit malamnya
Kedamaian dan ketentraman bayi
dalam dekapan ibunya
Kedamaian dan ketentraman sufi
dalam kefanaan wushulnya
Kedamaian dan ketentraman hati
dalam kerelaan pemiliknya
Adalah bagian dari percikan rahmatMu
Wahai Sang Mahapemberi Kedamaian dan ketentraman
Percikkanlah kedamaian dan ketentraman
di kalbu kami
Wahai Sang Mahapemberi rasa aman
Berilah kami rasa aman dariMu
dalam ridhaMu
Bukan rasa aman yang meninabobokkan
penyembah sorga dalam ibadahnya
Bukan rasa aman yang meninabobokkan penyembah dunia
dalam kehidupannya

YA MUHAIMINU

Singa, serigala, ular, buaya, dan bahkan manusia
yang merasa diri perkasa
mengawasi tepatnya mengincar mangsa mereka
dengan mata mereka yang nyalang
Engkau Yang Mahaperkasa
mengawasi makhluk-makhlukMu semesta
dengan mata kasihsayang
Lindungilah kami dari incaran kekejian diri kami sendiri
dan apa saja yang membuatMu berpaling dari kami

YA ‘AZIIZU

Mereka yang merasa menang
cenderung sewenang-wenang
Mereka yang berjaya cenderung suka menganiaya
menjarah yang kalah menista yang tak berdaya
Engkau Yang Mahamenang di atas segala yang menang
Yang Mahajaya dari semua yang berjaya
Menangkanlah kami atas nafsu-nafsu kami yang rakus
Dukunglah kami menundukkan diri kami yang angkuh
Bantulah kami meraih kejayaan yang tak semu:
mahkota keridhaanMu

YA JABBAARU YA MUTAKABBIR
Penguasa-penguasa yang perkasa
Cepat atau lambathancur karena takabur
Khalifah yang lupa kehambaannya lupa kelemahannya
dikejutkan oleh kejatuhannya
Hanya Engkaulah, wahai Yang Mahaperkasa y
ang berhak takabur karena
Engkau Mahasempurna
Kelebihan apa pun yang Engkau limpahkan kepada kami
janganlah Engkau jadikan penyebab lupa dan bangga diri
Lindungilah kami dari keangkuhan
yang menjauhkan kami dari kasihMu

Sumber: http://gusmus.net/

Selasa, 05 Februari 2008

Mamah

kau ajari aku tentang kehidupan
namun aku lebih memilih mati daripada hidup

kau ajari aku tentang sukses
namun aku lebih memilih hancur

apakah dengan hidup kita menjadi lebih hidup
dan apakah kesuksesan membuat kita dihargai sebagai manusia

tidak, tidak
bahkan sampai saat ini
masih segumpal darah dalam rahimmu
yang tersesat diantara rimbunnya pohon-pohon kota

oh...mamah....
harimau itu sugguh buas
dan ia bersiap menerkamku.....

Bangku

seperti biasa aku hanya duduk
menanti sesuatu dari telapak tangan
ada apa gerangan dengan hari

kemarin aku masih tersenyum
tersipu karena gurauan picisanmu
dan kini semua tak berguna

kau berikan aku suatu kenikmatan
kurenggut dan kupahami
gurauan kehidupanmu yang begitu rumit
mesiki tak serumit matematika
meski tak semistis alam baka

bisakah kau pahamkan aku akan segala yang kulihat
di bangku cadanganku